Syauqisubuh Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya
Polusiatau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya (Undang
PenyebabTerjadinya Polusi Udara. Polusi umumnya terjadi karena campur tangan dari manusia. (Foto: Pexels) Memang polusi masih bisa dihasilkan secara alami oleh alam akan tetapi tangan manusialah yang membuat polusi tersebut menjadi semakin besar dan tidak terkendali. Polusi mulai menjadi masalah yang sangat besar sejak adanya revolusi industri
Berdasarkanbahan pencemar, pencemaran lingkungan terdiri dari 3 jenis. yaitu: Pencemaran kimiawi, merupakan pencemaran yang disebabkan oleh zat kimia. Contohnya seperti limbah rumah tangga (misalnya detergen), limbah industri (misalnya merkuri, timbal), dan DDT. Pencemaran fisik, merupakan pencemaran yang disebabkan oleh benda-benda fisik baik
IndikatorPolusi Tanah Adalah? Berdasarkan dari informasi yang dihimpun oleh penulis bahwa dalam mengetahui tingkat ambang batas dari indikator polusi tanah terdiri atas tiga hal yaitu indikator fisik, indikator kimia dan indikator biologi. Adapun penjelasan dari ketiga indikator polusi tanah ini adalah: 1.Indikator fisik
sebuahsistem untuk mengetahui tingkat dari polusi udara pada wilayah kampus Universitas Dayanu Ikhsanuddin. 2. TINJAUAN PUSTAKA a) Pencemaran Udara Pencemaran udara adalah suatu kondisi dimana kondisi udara menjadi rusak dan terkontaminasi oleh zat-zat, baik yang tidak berbahaya maupun yang berbahaya bagi tubuh manusia.
FsI1l0R. Pencemaran Udara adalah peristiwa masuknya, atau tercampurnya, polutan unsur-unsur berbahaya ke dalam lapisan udara atmosfer yang dapat mengakibatkan menurunnya kualitas udara lingkungan.Menurut Salim yang dikutip oleh Utami 2005 pencemaran udara diartikan sebagai keadaan atmosfir, dimana satu atau lebih bahan-bahan polusi yang jumlah dan konsentrasinya dapat membahayakan kesehatan mahluk hidup, merusak properti, mengurangi kenyamanan di udara. Berdasarkan definisi ini maka segala bahan padat, gas dan cair yang ada di udara yang dapat menimbulkan rasa tidak nyaman disebut polutan udara. Pencemaran udara diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat asing di dalam udara yang menyebabkan perubahan susunan komposisi udara dari keadaan normalnya Wisnu, Dampak pencemaran lingkungan 27 Jadi, Pencemaran udara adalah masuknya, atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke dalam atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan, gangguan pada kesehatan manusia secara umum serta menurunkan kualitas lingkungan. Pencemaran dapat terjadi dimana-mana. Bila pencemaran tersebut terjadi di dalam rumah, di ruang-ruang sekolah ataupun di ruang-ruang perkantoran maka disebut sebagai pencemaran dalam ruang indoor pollution. Sedangkan bila pencemarannya terjadi di lingkungan rumah, perkotaan, bahkan regional maka disebut sebagai pencemaran di luar ruang outdoor pollution. Umumnya, polutan yang mencemari udara berupa gas dan asap. Gas dan asap tersebut berasal dari hasil proses pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna, yang dihasilkan oleh mesin-mesin pabrik, pembangkit listrik dan kendaraan bermotor. Selain itu, gas dan asap tersebut merupakan hasil oksidasi dari berbagai unsur penyusun bahan bakar, yaitu CO2 karbondioksida, CO karbonmonoksida, SOx belerang oksida dan NOx nitrogen oksida. PROSES PENCEMARAN UDARA A. Indikator Pencemaran Tingkat polusi di lingkunganperludiketahuisupaya bias mentukanIangkah-langkah penanggulangandampaknya. Untukmengetahuinya, dibutuhkansuatupengukuranterhadapfaktor-faktorfisik, kimia, ataubiologi yang menunjukkanadanyadegradasiataukerusakanpadalingkungan yang Secara Fisik Udara adalah benda yang berbentuk gas, udara tidak dapat dilihat dan tidak dapat diraba, tetapi dapat dirasakan dan udara ada yang dapatdiamati, udara yang bersihseharusnyatidakberwarnadantidakberbau,udanyawarnaataubaupadaudaramenunjukkanadanyapolutan. Secara Kimia Indeksstandarpencemarudara ISPU memberiinformasitingkatpencemaranudara yang merupakanhasilpemantauan konsentrasi rata-rata berbagaipolutanudaraselamaperiode 24 yang dipantauantara lain karbonmonoksida CO, sulfur dioksida SO2, nitrogen oksida NO, ozon 03,material partikulat debu. Peningkatankonsentrasisenyawa-senyawapolutan di udaramerupakanindikatorbagitingkatpolusiudara. Karbon Dioksida CO2, Karbon dioksida berasal dari pabrik, mesin-mesin yang menggunakan bahan bakar fosil batubara, minyak bumi , juga dari mobil, kapal, pesawat terbang, dan pembakaran kayu. Meningkatnya kadar CO2 di udara jika tidak segera diubah menjadi oksigen akan mengakibatkan efek rumah kaca. Khloro Fluoro Karbon CFC ,Gas CFC digunakan sebagai gas pengembang karena tidak bereaksi, tidak berbau, dan tidak berasa. CFC banyak digunakan untuk mengembangkan busa busa kursi, untuk AC Freon, pendingin pada lemari es, dan hairspray. CFC akan menyebabkan lubang ozon di atmosfer. SO dan SO2,Gas belerang oksida SO,SO2 di udara dihasilkan oleh pembakaran fosil minyak, batubara. Gas tersebut dapat bereaksi dengan gas nitrogen oksida dan air hujan, yang menyebabkan air hujan menjadi asam, yang disebut hujan asam mengakibatkan tumbuhan dan hewan-hewan tanah mati, produksi pertanian merosot, besi dan logam mudah berkarat, bangunan-bangunan kuno, seperti candi menjadi cepat aus dan rusak, demikian pula bangunan gedung dan jembatan. Timbal Pb, Logam berat yang digunakan manusia untuk meningkatkan pembakaran pada kendaraan bermotor. Hasil pembakaran tersebut menghasilkan timbal oksida yang berbentuk debu atau partikulat yang dapat terhirup oleh manusia. Hidrokarbon HC, Uap bensin yang tidak terbakar. Dihasilkan dari pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna. Partikulat asap atau jelaga, Polutan udara yang paling jelas terlihat dan paling berbahaya. Dihasilkan dari cerobong pabrik berupa asap hitam tebal. Macam-macam partikel, yaitu Aerosol partikel yang terhambur dan melayang di udara Fog kabut aerosol yang berupa butiran-butiran air dan berada di udara Smoke asap aerosol yang berupa campuran antara butir padat dan cair dan melayang berhamburan di udara Dust debu aerosol yang berupa butiran padat dan melayang-layang di udara Nitrogen dioksida NO2, Gas yang paling beracun. Dihasilkan dari pembakaran batu bara di pabrik, pembangkit energi listrik dan knalpot kendaraan bermotor. Karbon monoksida CO, Gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan bersifat racun. Dihasilkan dari pembakaran tidak sempurna bahan bakar fosil, misalnya gas buangan kendaraan bermotor. Secara Biologi Makhlukhidup yang rentan pada perubahan konsentrasi zat polutan di udara dapat dijadikan indikator indikator biologi untuk mengamati tingkat polusi udaraa dalah lumut kerak Lichenes.Lumut kerak merupakan simbiosis antara algae fotosintetik atau cyanobakteria dengan kerakter diri atas beberapa kelompok yang masing-masing memiliki tingkat sensitivitas berbeda terhadap polutan karena itu keberadaan kelompok lumut kerakter tentu di suatu wilayah dapat menjadi indikator bagitingkatpolusiudara di sp. danEvernia sp. tidakakandapatbertahanhidupkarena konsentrasi sulfur dioksida di udaraterlalutinggi. B. KLASIFIKASI BAHAN PENCEMAR UDARA Banyak faktor yang dapat menyebabkan pencemaran udara, diantaranya pencemaran yang ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia atau kombinasi keduanya. Pencemaran udara dapat mengakibatkan dampak pencemaran udara bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global atau tidak langsung dalam kurun waktu lama. Pencemar udara dibedakan menjadi pencemar primer dan pencemar sekunder 1. Polutan primer Polutan primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber pencemaran udara atau polutan yang dikeluarkan langsung dari sumber tertentu, dan dapat berupa Polutan Gas terdiri dari Senyawa karbon, yaitu hidrokarbon, hidrokarbon teroksigenasi, dan karbon oksida CO atau CO2 karena ia merupakan hasil dari pembakaran. Senyawa sulfur, yaitu oksida. Senyawa halogen, yaitu flour, klorin, hydrogen klorida, hidrokarbon terklorinasi, dan bro Partikel Partikel yang di atmosfer mempunyai karakteristik yang spesifik, dapat berupa zat padat maupun suspensi aerosol cair sulfur di atmosfer. Bahan partikel tersebut dapat berasal dari proses kondensasi, proses misalnya proses penyemprot/ spraying maupun proses erosi bahan tertentu. 2. Polutan Sekunder Polutan sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer ekunder biasanya terjadi karena reaksi dari dua atau lebih bahan kimia di udara, misalnya reaksi foto kimia. Sebagai contoh adalah disosiasi NO2 yang menghasilkan NO dan O radikal. Proses kecepatan dan arah reaksinya dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain Konsentrasi relatif dari bahan reaktan Derajat fotoaktivasi Kondisi iklim Topografi lokal dan adanya embun.
Jakarta - Setiap tahun, paparan polusi udara diperkirakan menyebabkan 7 juta kematian dini dan mengakibatkan hilangnya jutaan tahun kehidupan yang lebih sehat. Alasan ini yang melatari Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO merevisi Pedoman Kualitas Udara Global AQG yang telah berusia 15 baru WHO merekomendasikan perubahan tingkat kualitas udara untuk 6 polutan klasik, di mana bukti telah menunjukkan efek kesehatan paling tinggi dari paparan polutan-polutan ini. Keenamnya adalah partikulat atau debu halus PM, ozon O3, nitrogen dioksida NO2, sulfur dioksida SO2 dan karbon monoksida CO. “Pedoman Kualitas Udara Global yang baru dari WHO memberi bukti yang jelas tentang kerusakan yang ditimbulkan oleh polusi udara pada kesehatan manusia, bahkan pada konsentrasi polutan yang lebih rendah daripada yang dibuat sebelumnya,” kata Maria Neira, Direktur Departemen Lingkungan, Perubahan Iklim dan Kesehatan di WHO, dalam keterangan tertulis yang dibagikan WHO, Rabu 22 September pedoman terbarunya, WHO menetapkan standar kualitas udara yang semakin tinggi angka semakin kecil dari 15 tahun lalu. Untuk polutan debu halus berukuran kurang dari 2,5 mikrometer, PM2,5, misalnya. Jika dalam standar yang dibuat pada 2005 lalu menetapkan nilai ambang batas pajanan tahunan sebesar 10 mikogram per meter kubik, kini menjadi 5 saja. Untuk hariannya atau 24 jam juga ditinggikan standarnya dari 25 menjadi kurang dari 15 mikrogram per meter polutan NO2 juga sama. Nilai ambang batas paparan aman tahunan ditinggikan dari semula 40 menjadi 10 mikrogram per meter kubik. Kalau di pedoman lama tak menetapkan angka ambang batas pajanan harian, kini ditetapkan sebesar 25 mikrogram per meter kecenderungan yang sama, untuk PM10 kini memiliki ambang baku mutu untuk paparan tahunan tak boleh lebih dari 15 dan untuk 24 jam atau harian tak boleh melewati 45 mikrogram per meter kubik. Untuk SO2 dan CO masing-masing nilai ambang batas paparan harian 40 dan 4 mikrogram per meter kubik jika ingin memiliki kualitas udara panduan terbaru WHO untuk konsentrasi O3 yang diizinkan untuk kriteria kualitas udara yang sama adalah 60 dan 100 mikrogram per meter kubik untuk, masing-masing, ambang batas pajanan kala peak season dan rata-rata 8 penelitian CREA Centre for Research on Energy and Clean Air mengadaptasi metodologi yang menggabungkan pemantauan dari satelit dan darat, mengestimasi jika Indonesia dapat menerapkan pedoman kualitas udara terbaru dari WHO, maka dapat meminimalisasi jumlah kematian beserta masalah yang disebabkan oleh polusi udara, sebagai berikut1. Kematian akibat stroke a. Jumlah observasi kasus b. Dengan pedoman WHO 2005 kasus c. Dengan pedoman WHO 2021 kasusIklan 2. Kematian akibat kanker paru a. Jumlah observasi kasus b. Dengan pedoman WHO 2005 kasus c. Dengan pedoman WHO 2021 kasus3. Kematian akibat infeksi saluran pernapasan bawah a. Jumlah observasi kasus b. Dengan pedoman WHO 2005 kasus c. Dengan pedoman WHO 2021 kasus4. Kematian akibat penyakit paru obstruktif kronis PPOK a. Jumlah observasi kasus b. Dengan pedoman WHO 2005 kasus c. Dengan pedoman WHO 2021 kasus5. Kelahiran prematur a. Jumlah observasi kasus b. Dengan pedoman WHO 2005 kasus c. Dengan pedoman WHO 2021 - kasus6. Kasus baru asma pada anak a. Jumlah observasi kasus b. Dengan pedoman WHO 2005 kasus c. Dengan pedoman WHO 2021 kasus7. Cuti karena sakit a. Jumlah observasi kasus b. Dengan pedoman WHO 2005 kasus c. Dengan pedoman WHO 2021 kasusBaca jugaProfesor di Inggris Tanpa Kepastian jika Semua Anak Sekolah Terinfeksi Covid-19
jelaskan tingkat polusi berdasarkan kadar zat polusi